Sabtu, 23 Juli 2016

Pengertian Perusahaan Perseorangan, Persekutuan dan Perseroan

Jika sebelumnya kita membahas perbedaan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur, kali ini kita membahas tentang pengertian perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perseroan. Ketiga perusahaan tersebut terbagi berdasarkan jenis organisasinya.

Perseorangan: perusahaan yang dimiliki individu, biayanya tak terlalu mahal dan mudah dikelola. Kelemahannya sumber daya modal yang terbatas dan harta milik pribadi. Sehingga bila perusahaan mengalami keuntungan dan kerugian, akan dinikmati dan ditanggung sendiri oleh pemilik tunggal. Untuk tujuan pajak penghasilan, dalam perusahaan perseorangan berlaku non taxable entity, berarti tidak ada pajak atas badan usaha, melainkan pajak atas nama pribadi.

Persekutuan: perusahaan yang dimiliki dua atau lebih individu, pemilik menyetorkannya bersama-sama. Sumber daya tak berasal dari seorang saja, tapi semua pemilik. Masing-masing pemilik memiliki tanggung jawab yang tak terbatas pada kreditur, apabila perusahaan tidak mampu membayar utang maka masing-masing harus merelakan kekayakan pribadinya untuk membayar utang atau biasa disebut unlimited liability. Aktiva yang diinvestasikan atau disetor ke dalam perusahaan adalah milik bersama. Persekuan juga merupakan non taxable entinity seperti perseorangan. Pajak akan dikenakan masing-masing individu yang menerima bagian atas laba perusahaan.

Perseroan: perusahaan yang dapat disebut juga sebagai korperasi, dibentuk berdasar aturan pemerintah, biasa modal berupa lembar saham. Keunggulannya adalah sumber daya berasal dari perorangan dan dapat dimiliki individu. Kewajiban pemegang saham kepada kreditur hanya sebatas pada besarnya jumlah saham yang dimiliki atau dibeli, biasa disebut sebagai limited liability. Berbeda dengan perseorangan dan persekutuan, perusahaan ini merupakan taxable entity. Dimana pajak yang dikenakan ditanggung oleh individu(investor) dan atas penghasilan perusahaan(laba perusahaan). Ketentuan pajak berganda ini timbul karena mengingat terdapatnya dua pihak yang saling terpisah satu sama lain tapi ikut menikmati laba.

Yap, sekian pengertian dan penjelasan mengenai perusahaan perseorangan, persekutuan dan perseroan. Semoga artikel ini membantu kalian dalam belajar akuntansi. J


Sumber: catatan pribadi dan Akuntansi Sektor Jasa dan Dagang oleh Hery, S.E, M.Si, CRP., RSA.

Catatan Harian Rie 3: Memaafkan Diri Sendiri

Juli, 2016

“Mereka yang tertawa bersama-sama belum tentu bahagia.
Siapa yang tahu jika mereka tertawa untuk menutupi kesedihan.”
Kata-kata diatas saya dapat dari salah satu seorang guru saya di sekolah, yang menasehati saya secara tidak langsung untuk lebih berbaur dan lebih sering berbicara.
Menurutnya, saya sudah terlalu lama menunjukkan kesedihan, dan saya masih pantas untuk berbahagia. Ironis, memang. Kata-katanya menusuk tepat dihati saya, dan kala itu saya hanya bisa tersenyum.
Beberapa waktu sebelumnya, saya pernah mengikuti suatu tes psikologi. Saran yang ditujukan kepada saya adalah; saya harus memaafkan diri sendiri dan orang lain. Ketika guru saya menyampaikan nasehatnya, yang saya ingat justru tentang saran dari hasil tes psikologi tersebut.
Sejujurnya, jauh dilubuk hati saya yang terdalam, saya memang belum sepenuhnya bisa memaafkan. Entah kepada diri saya sendiri yang pernah melakukan kesalahan alias menyalahkan diri saya sendiri, atau orang lain yang pernah menyakiti hati saya secara tak langsung. Terkadang, ada disuatu momen tertentu yang mengingatkan saya pada kesalahan-kesalahan itu.
Karena itu, saya bersikap seolah saya selalu sendirian. Tidak mau berbicara kecuali memang perlu, dan menjauh dari orang-orang yang memang sejak awal tidak dekat dengan saya. Menyedihkan, memang. Guru saya benar.
Terkadang, ada suatu waktu yang membuat saya merenung. Apa yang harus kulakukan atas keadaan seperti yang tak adil ini? Bagaimana cara membuka diri? Apakah seperti ini terus adalah hal yang baik bagi diri saya? Bagaimana jika suatu hari nanti, saya lupa siapa sebenarnya diri saya dan berubah menjadi orang lain?
Saya pernah berpikir jika menjadi orang lain adalah satu-satunya cara agar bisa diterima di lingkungan saya. Menjadi pribadi yang lebih ceria, yang lebih seru, pokoknya yang bukan saya banget. Yang bukan introver, bukan penggemar karya tulis, bukan orang rumahan yang hanya main disetiap weekend. Tapi, hari ini perkataan guru saya membuat saya kembali berpikir ulang mengenai itu.
Benar juga. Siapa yang tahu makna dibalik senyuman, bukan?
Lagi pula, sahabat sekaligus kakak perempuan saya didunia maya, sebut saja dia V, pernah bilang kepada saya kalau dirinya nggak pernah ingin menjadi orang lain. Alasannya kira-kira seperti ini,…
Nggak pernah mau jadi orang lain, Ri. Soalnya banyak orang yang mau jadi kita, masa kita mau jadi orang lain. Dan dengan kita punya pikiran ‘ingin menjadi orang lain’ berarti kita tidak mensyukuri apa yang sang pencipta berikan.
Memang, namanya juga manusia yang selalu ingin lebih. Bersyukur aja sama orang yang menerima diri lu apa adanya, terlebih pada penciptamu yang begitu menyayangi dirimu.
V, boleh saya menangis?
Ketika saya mengingat perkataan V dan guru saya, semuanya terasa lebih baik. Sudah sebaiknya, dan mungkin saatnya bagi saya untuk memaafkan diri saya sendiri. Menerima diri sendiri yang memang berbeda dari orang lain. Membuka hati pelan-pelan untuk orang disekitar saya yang diam-diam memperhatikan dan peduli pada saya. Memaafkan orang lain agar setiap momen dan kenangan yang terlewati tidak terasa menyakitkan.
Butuh waktu cukup lama untuk melakukan semua itu, bahkan untuk menyadarinya sekalipun. Bagi kasus saya, saya perlu waktu sepanjang liburan semester untuk memahaminya sedikit demi sedikit.
Ya, saya harap hari-hari berikutnya dalam hidup saya akan berjalan lebih baik dengan gagasan baru ini.
Kamu memiliki hak untuk bahagia, kata guru saya, entah mengutip dari buku mana.
 Dan saya menambahkannya dalam hati, dengan cara diri saya sendiri.


“Jangan menyesali mengenai siapa dirimu, karena masih ada orang dan sang pencipta yang menyayangimu. Bersyukurlah, berbahagialah, karena kamu memiliki hak untuk itu.”

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur

Hai, kali ini kita membahas mengenai perbedaan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur yang akan sering kita jumpai dalam materi akuntansi, umumnya kelas 1 SMK. Jenis perusahaan ini dibagi berdasarkan jenis kegiatan usahanya(produk yang dijual). So… langsung saja, yuk.

*) Berdasarkan Pengertian
Jasa: perusahaan yang kegiatan usahanya menjual jasa kepada pelanggan. Contohnya salon, bengkel, gojek, dsb.
Dagang: perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dan dijual kembali untuk memperoleh laba. Contohnya supermarket, toko sepatu, toko sembako, dsb.
Manufaktur: perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijual kepada konsumen. Contohnya pabrik sepatu, perusahaan tekstil, pabrik tas, dsb.

*) Berdasarkan pencatatan ayat jurnal penyesuaian
Dalam proses siklus akuntansi, terdapat salah satu langkah pencatatan yang disebut sebagai ayat jurnal penyesuaian. Karena perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, tentu saja jika perusahaan ini tidak memiliki persediaan barang dagang. Sedangkan perusahaan dagang dan manufaktur mencatat persediaan barang dagang.

Itu saja perbedaan-perbedaan ketiga perusahaan ini, semoga dapat membantu~! Semangat belajar dan pantang menyerah! ^-^