Rabu, 26 Oktober 2016

Catatan Harian Rie 4

Oktober, 2016

Rasanya sudah begitu lama saya tidak menulis catatan harian.

Sebenarnya saya ragu untuk tetap memberi judul Catatan Harian Rie, karena Rie adalah gadis dalam cerita saya yang berjudul Snow Memories, yang nasibnya berbeda sedikit dengan saya. Saya menulis atas namanya, tetapi sebenarnya ini kisah hidup atau pengalaman saya.

Seorang Himawari Natalia.

Tetapi karena sudah terlanjur, ya sudahlah ya.

Menjelang akhir Oktober, sejak saya terakhir kali menulis catatan harian, rasanya sudah banyak yang berubah dari saya.

Saya mulai terbuka dan akrab dengan beberapa teman, walau saya masih sering sendirian.

Saya mulai mengakrabkan diri dengan teman saya di kelas sebelah atau beberapa adik kelas, untuk bercanda dan mengobrol di kala istirahat. Sulitnya, karena beda kelas, saya tetap sering merasa sendirian di kelas.

Sedangkan di kelas... yah, beberapa sudah mulai akrab dengan saya. Terutama beberapa anak-anak cowok yang duduk dekat dengan saya di kelas. Saya merasa senang, sedikit terhibur walau saya tidak bisa kembali akrab dengan kedua teman perempuan saya yang dulu.

Untuk tugas kelompok, saya masih sering pindah kelompok sana dan sini, tidak tetap. Sehingga walaupun sedikit, saya berbaur dengan teman. Well, berada dalam kelompok yang berbeda setiap kali tugas memang kurang menyenangkan karena kesannya seperti anak buangan, tapi sejauh ini menyenangkan. Dan terkadang, jika ada tugas yang dapat saya lakukan sendirian, maka saya akan melakukannya sendirian.

Terakhir, sahabat saya... kedua teman saya sejak SMP. Bahkan salah satunya sejak SD.

Dua sahabat saya itu selalu ada untuk saya. Mereka... yah, walau mereka berdua cowok, saya sering pergi bersama dengan mereka di akhir pekan, dan itu sangat menyenangkan. Atau jika kami tidak punya uang untuk jalan-jalan, kami hanya sekedar berkumpul dan mengobrol hingga larut malam.

Saya tidak mau menukar apapun yang paling berharga di dunia ini dengan kedua orang seperti mereka.

Saya bahagia.

Saya senang berada di antara mereka berdua.

Itu lebih berarti dari pada teman-teman sekolah sekalipun.

Hidup ini terasa berarti bersama mereka. Ketika saya sendirian, saya berjanji tak akan pernah sedih karena selalu ada mereka untuk saya.

Terima kasih. 

Sampai jumpa.

Sabtu, 23 Juli 2016

Pengertian Perusahaan Perseorangan, Persekutuan dan Perseroan

Jika sebelumnya kita membahas perbedaan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur, kali ini kita membahas tentang pengertian perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perseroan. Ketiga perusahaan tersebut terbagi berdasarkan jenis organisasinya.

Perseorangan: perusahaan yang dimiliki individu, biayanya tak terlalu mahal dan mudah dikelola. Kelemahannya sumber daya modal yang terbatas dan harta milik pribadi. Sehingga bila perusahaan mengalami keuntungan dan kerugian, akan dinikmati dan ditanggung sendiri oleh pemilik tunggal. Untuk tujuan pajak penghasilan, dalam perusahaan perseorangan berlaku non taxable entity, berarti tidak ada pajak atas badan usaha, melainkan pajak atas nama pribadi.

Persekutuan: perusahaan yang dimiliki dua atau lebih individu, pemilik menyetorkannya bersama-sama. Sumber daya tak berasal dari seorang saja, tapi semua pemilik. Masing-masing pemilik memiliki tanggung jawab yang tak terbatas pada kreditur, apabila perusahaan tidak mampu membayar utang maka masing-masing harus merelakan kekayakan pribadinya untuk membayar utang atau biasa disebut unlimited liability. Aktiva yang diinvestasikan atau disetor ke dalam perusahaan adalah milik bersama. Persekuan juga merupakan non taxable entinity seperti perseorangan. Pajak akan dikenakan masing-masing individu yang menerima bagian atas laba perusahaan.

Perseroan: perusahaan yang dapat disebut juga sebagai korperasi, dibentuk berdasar aturan pemerintah, biasa modal berupa lembar saham. Keunggulannya adalah sumber daya berasal dari perorangan dan dapat dimiliki individu. Kewajiban pemegang saham kepada kreditur hanya sebatas pada besarnya jumlah saham yang dimiliki atau dibeli, biasa disebut sebagai limited liability. Berbeda dengan perseorangan dan persekutuan, perusahaan ini merupakan taxable entity. Dimana pajak yang dikenakan ditanggung oleh individu(investor) dan atas penghasilan perusahaan(laba perusahaan). Ketentuan pajak berganda ini timbul karena mengingat terdapatnya dua pihak yang saling terpisah satu sama lain tapi ikut menikmati laba.

Yap, sekian pengertian dan penjelasan mengenai perusahaan perseorangan, persekutuan dan perseroan. Semoga artikel ini membantu kalian dalam belajar akuntansi. J


Sumber: catatan pribadi dan Akuntansi Sektor Jasa dan Dagang oleh Hery, S.E, M.Si, CRP., RSA.

Catatan Harian Rie 3: Memaafkan Diri Sendiri

Juli, 2016

“Mereka yang tertawa bersama-sama belum tentu bahagia.
Siapa yang tahu jika mereka tertawa untuk menutupi kesedihan.”
Kata-kata diatas saya dapat dari salah satu seorang guru saya di sekolah, yang menasehati saya secara tidak langsung untuk lebih berbaur dan lebih sering berbicara.
Menurutnya, saya sudah terlalu lama menunjukkan kesedihan, dan saya masih pantas untuk berbahagia. Ironis, memang. Kata-katanya menusuk tepat dihati saya, dan kala itu saya hanya bisa tersenyum.
Beberapa waktu sebelumnya, saya pernah mengikuti suatu tes psikologi. Saran yang ditujukan kepada saya adalah; saya harus memaafkan diri sendiri dan orang lain. Ketika guru saya menyampaikan nasehatnya, yang saya ingat justru tentang saran dari hasil tes psikologi tersebut.
Sejujurnya, jauh dilubuk hati saya yang terdalam, saya memang belum sepenuhnya bisa memaafkan. Entah kepada diri saya sendiri yang pernah melakukan kesalahan alias menyalahkan diri saya sendiri, atau orang lain yang pernah menyakiti hati saya secara tak langsung. Terkadang, ada disuatu momen tertentu yang mengingatkan saya pada kesalahan-kesalahan itu.
Karena itu, saya bersikap seolah saya selalu sendirian. Tidak mau berbicara kecuali memang perlu, dan menjauh dari orang-orang yang memang sejak awal tidak dekat dengan saya. Menyedihkan, memang. Guru saya benar.
Terkadang, ada suatu waktu yang membuat saya merenung. Apa yang harus kulakukan atas keadaan seperti yang tak adil ini? Bagaimana cara membuka diri? Apakah seperti ini terus adalah hal yang baik bagi diri saya? Bagaimana jika suatu hari nanti, saya lupa siapa sebenarnya diri saya dan berubah menjadi orang lain?
Saya pernah berpikir jika menjadi orang lain adalah satu-satunya cara agar bisa diterima di lingkungan saya. Menjadi pribadi yang lebih ceria, yang lebih seru, pokoknya yang bukan saya banget. Yang bukan introver, bukan penggemar karya tulis, bukan orang rumahan yang hanya main disetiap weekend. Tapi, hari ini perkataan guru saya membuat saya kembali berpikir ulang mengenai itu.
Benar juga. Siapa yang tahu makna dibalik senyuman, bukan?
Lagi pula, sahabat sekaligus kakak perempuan saya didunia maya, sebut saja dia V, pernah bilang kepada saya kalau dirinya nggak pernah ingin menjadi orang lain. Alasannya kira-kira seperti ini,…
Nggak pernah mau jadi orang lain, Ri. Soalnya banyak orang yang mau jadi kita, masa kita mau jadi orang lain. Dan dengan kita punya pikiran ‘ingin menjadi orang lain’ berarti kita tidak mensyukuri apa yang sang pencipta berikan.
Memang, namanya juga manusia yang selalu ingin lebih. Bersyukur aja sama orang yang menerima diri lu apa adanya, terlebih pada penciptamu yang begitu menyayangi dirimu.
V, boleh saya menangis?
Ketika saya mengingat perkataan V dan guru saya, semuanya terasa lebih baik. Sudah sebaiknya, dan mungkin saatnya bagi saya untuk memaafkan diri saya sendiri. Menerima diri sendiri yang memang berbeda dari orang lain. Membuka hati pelan-pelan untuk orang disekitar saya yang diam-diam memperhatikan dan peduli pada saya. Memaafkan orang lain agar setiap momen dan kenangan yang terlewati tidak terasa menyakitkan.
Butuh waktu cukup lama untuk melakukan semua itu, bahkan untuk menyadarinya sekalipun. Bagi kasus saya, saya perlu waktu sepanjang liburan semester untuk memahaminya sedikit demi sedikit.
Ya, saya harap hari-hari berikutnya dalam hidup saya akan berjalan lebih baik dengan gagasan baru ini.
Kamu memiliki hak untuk bahagia, kata guru saya, entah mengutip dari buku mana.
 Dan saya menambahkannya dalam hati, dengan cara diri saya sendiri.


“Jangan menyesali mengenai siapa dirimu, karena masih ada orang dan sang pencipta yang menyayangimu. Bersyukurlah, berbahagialah, karena kamu memiliki hak untuk itu.”

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur

Hai, kali ini kita membahas mengenai perbedaan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur yang akan sering kita jumpai dalam materi akuntansi, umumnya kelas 1 SMK. Jenis perusahaan ini dibagi berdasarkan jenis kegiatan usahanya(produk yang dijual). So… langsung saja, yuk.

*) Berdasarkan Pengertian
Jasa: perusahaan yang kegiatan usahanya menjual jasa kepada pelanggan. Contohnya salon, bengkel, gojek, dsb.
Dagang: perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dan dijual kembali untuk memperoleh laba. Contohnya supermarket, toko sepatu, toko sembako, dsb.
Manufaktur: perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijual kepada konsumen. Contohnya pabrik sepatu, perusahaan tekstil, pabrik tas, dsb.

*) Berdasarkan pencatatan ayat jurnal penyesuaian
Dalam proses siklus akuntansi, terdapat salah satu langkah pencatatan yang disebut sebagai ayat jurnal penyesuaian. Karena perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, tentu saja jika perusahaan ini tidak memiliki persediaan barang dagang. Sedangkan perusahaan dagang dan manufaktur mencatat persediaan barang dagang.

Itu saja perbedaan-perbedaan ketiga perusahaan ini, semoga dapat membantu~! Semangat belajar dan pantang menyerah! ^-^

Senin, 23 Mei 2016

Behind the Story: Snow Memories by Himawari Natalia

Halo. Kali ini saya mau membahas cerita di wattpad saya. Masih on going, sih. Belum tamat, hahaha. Tapi saya harap cerita ini akan memiliki banyak penggemarnya. Saya kan juga mau menjadi penulis terkenal seperti yang lainnya di wattpad /.\

Snow Memories. Mengapa judulnya seperti ini? Entahlah, mungkin karena saya baru saja selesai menonton anime Plastic Memories sehingga judulnya seperti ini. Hm, saya juga terinspirasi gambar manga atau fan art (saya tidak tahu pastinya) yang dijadikan sebagai cover cerita ini. Well, covernya menunjukkan seorang gadis yang memakai syal sedang ditepuki kepalanya oleh seorang cowok. That’s interesting moment for me, maka lahirlah cerita ini.

Cover Snow Memories
Namun, setelah berjalannya waktu, saya menyadari jika cover tersebut agak ngeblur dan saya pun meminta orang lain untuk membuat covernya. Dan taraaa, inilah cover terbaru Snow Memories.

Cover Terbaru Snow Memories

KARAKTER
Bagaimana dengan karakter? Karena ini cerita yang tiba-tiba saya buat, jadi karakternya juga merupakan karakter umum yang saya sudah familier.

Rie (Himawari Sonoda) : Karakter Rie ada karena roleplayer yang saya mainkan sebagai OCRP(karakter yang dibuat sendiri oleh penulisnya, kalian bisa cek akun twitter @writerxlatte), seorang karakter yang introvert, tapi terkadang bisa menjadi sosok extrovert juga. Dia juga penakut banget sama yang berkaitan dengan horror, hehe. Dan disuatu waktu dia bisa bertingkah sangat manja, walaupun dari luar kelihatannya ia begitu cuek dan dingin. [ divisualisasikan oleh Shinkawa Yua].
Shinkawa Yua
Shinkawa Yua

Mamoru (Mamoru Daiki): Karakter Mamoru adalah karakter imajiner saya, hasil murni pikiran sendiri /plak. Saat menulis cerita ini, yang saya pikirkan adalah karakter seorang cowok yang kalem dan sangat introvert. Kan jarang ada cowok pendiam dan saking males gaulnya sampai mengurung diri di rumah(?). Tapi meski introvert dan enggan bergaul, dia tidak sedingin yang terlihat. Hanya saja ia terlalu pendiam. [ divisualisasikan oleh Furukawa Yuki].

Furukawa Yuki
Furukawa Yuki

Rei (Rei Houtarou / Rei Sonoda) : Sedangkan karakter Rei, kebetulan juga diambil dari roleplayer. Dia adalah kakakku di dunia RP, dan saya sebisa mungkin menggambarkan karakternya mirip atau sama persis. Suka ngisengin saya dengan hal-hal berbau horror, suka terlalu percaya diri, dan sosok yang populer alias banyak teman(?). Ekstrover banget deh pokoknya, dan dia asik kok. [ divisualisasikan oleh Ryousuke Yamada].

Ryousuke Yamada
Ryousuke Yamada

Keisha: Dia adalah kekasih Rei, gadis pertama yang menarik perhatian Rei dari antara banyak gadis yang menyukainya. Seorang ekstrover, dan suka sekali menggunakan berbagai macam aksesoris. [divisualisasikan oleh Okamoto Rei].

Okamoto Rei
Okamoto Rei

Anaru (Anaru Sonoko)
: Dia adalah gadis pertama yang disukai Mamoru, sejak duduk dibangku sekolah dasar. Gadis ceria dan hangat, terbuka kepada siapapun. Awalnya ia hanya karakter selingan, namun seiring berjalannya cerita karakter ini justru cukup mencolok didalamnya. [divisualisasikan oleh Aragaki Yui].

Aragaki Yui
Aragaki Yui

Tatsuya
: Kekasih Anaru sekaligus sahabat dekat Rei. Seorang fotografer paruh waktu di suatu penerbitan majalah. [divisualisasikan oleh Yamazaki Kento].

Yamazaki Kento

Yamazaki Kento
Lalu, apa lagi yang harus saya sampaikan mengenai cerita ini, ya? Hmm, saya rasa sudah cukup banyak, lagi pula cerita ini belum selesai. Karena itu kita akhiri postingan ini sampai disini saja, dan akan saya lanjutkan jika memang ada perubahan :)

Terima kasih telah membaca, silahkan membaca post saya yang lainnya ^^

Regards,
Himawari Natalia.

Kamis, 12 Mei 2016

Catatan Harian Rie 2

Catatan Harian Rie 2

April-Mei, 2016

Mengapa yang berharap lebih, tak mendapatkan?
Mengapa yang tak berharap, justru mendapatkan?

Kenapa yang berharap lebih dibuat jatuh dan gagal? Apa karena mencegahnya agar tak sombong? Apa untuk menguji kerendahan hati dan keegoisannya? Apa karena harga dirinya yang terlalu tinggi? Lalu, apa yang terjadi bila mereka tak berubah, bertahan dengan ego mereka? Apa yang terjadi bila mereka justru rendah diri, merasa tak mampu dan akhirnya menyerah? Salahkah? Salahkah orang yang seperti ini? Orang bilang, harapan = usaha. Apakah usaha ini begitu rendah sampai tak bisa memenuhi harapan?

Lalu bagaimana dengan yang tak berharap, namun mendapatkan? Apakah ini juga ujian tentang keegoisan dan kesombongan? Apakah yang ia dapat memang sebuah hasil dari usaha? Atau mungkin kesempatan yang didapat? Keberuntungan? Mengapa terkesan jika ia sangat beruntung? Usaha apa yang dilakukannya sampai ia mendapatkan atau memenuhi harapan itu? Apa itu karena ia rendah hati? Mengapa orang seperti ini seringkali dibilang sebagai orang yang benar?

Tuhan memiliki rencana indah untuk setiap umatnya. Apakah ini juga bagian dari rencananya? Apakah ini sebuah jalan yang benar untuk mencapai apa yang Ia inginkan? Atau sebenarnya kita sedang tersesat, dan memilih sebuah pilihan yang salah?

Sederhananya, ikhlaskan. Berpasrah kepada Tuhan, lakukan usaha yang terbaik sambil berdoa kepada-Nya. Tuhan mengetahui apa yang diinginkan, dan bila tidak mengabulkan harapan itu, mungkin itu bukan yang terbaik untuk kita. Atau mungkin Ia tahu bahwa sesungguhnya kita tak mampu untuk mewujudkannya. Walaupun sulit, waktu akan membuat kita mengerti mengapa setiap kejadian yang ada didalam hidup kita ini terjadi. Mungkin suatu saat nanti, diri ini bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas tadi.

Ada yang berkata, Tuhan mengabulkan doamu dengan tiga cara. Ya, akan Kuberikan sekarang. Nanti, Aku akan melihat dulu usahamu. Tidak, Aku memiliki yang lebih baik. Benarkah itu? Ketika saya memikirkan ini, saya selalu menarik napas dalam-dalam, memercayai bahwa suatu hari nanti dapat melihat rencana Tuhan yang terbaik untuk diri saya sendiri. Menemukan bahwa kesedihan dan kegagalan pada hari ini bisa menjadi hal yang baik suatu hari nanti.

Bukankah hidup itu indah dan menarik? Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari ini. Karena itu, jangan membawa penyesalan pada hari kemarin dan jalani hari ini dan esok dengan lebih baik dan penuh harapan. Masa depan yang jauh dan luas terbentang diluar sana.

Semoga, kita semua pelan-pelan menemukan siapa diri kita sebenarnya dan menjadi yang terbaik dari diri kita.


Regards, 
Himawari Natalia

Senin, 11 April 2016

Tips Pengembangan Karakter dalam Menulis oleh Windry Ramadhina

Penulis mana sih yang tak butuh karakter? Karakter adalah salah satu bagian utama yang bertanggung jawab untuk menjalankan skenario yang telah ditulis. Bisa dibilang karakter adalah bagian vital dari sebuah cerita. Bukankah begitu?

Karakter atau sebutan lainnya adalah tokoh, sering menimbulkan problematika tersendiri bagi tiap penulis karena sering kali keutuhan penokohan itu kurang terdeskripsi dengan rinci oleh sang penulis. Semakin utuh penjelasan penokohan dalam suatu cerita, maka semakin nyata dan hidup juga tokoh dalam cerita itu. Menciptakan karakter dalam sebuah cerita rupanya menginspirasi salah satu penulis sohor Indonesia untuk membagi ilmunya kepada penulis Indonesia melalui blog pribadinya. Dialah Windry Ramadhina, penulis yang telah menyemarakkan sastra Indonesia. Dalam kiprahnya di dunia tulis-menulis, Windry telah menelurkan banyak karya terkenal, di antaranya London (akan difilmkan), Montase (hingga tahun kamu masih bisa mendapatkannya di beberapa toko buku hingga), memory, Orange(diterbitkan kembali tahun ini, dulunya adalah novel pertama Windry), Metropolis dan novel terbarunya yang berjudul Last Forever.



Berikut ini 8 poin penting dari Windry Ramadhina demi membuat tokoh-tokoh dalam ceritamu semakin nyata.

1. PENDESKRIPSIAN FISIK TOKOH HARUS JELAS
Bagi Windry, untuk memahami lebih dalam karakter yang kita ciptakan itu paling mudah jika dimulai dengan mendeskipsikan fisik mereka. Ketika melakukannya, Windry mengaku, dia menggambarkan fisik karakter sedetail mungkin, bahkan tak jarang ia menggambar karakter-karakter ciptaannya demi visualisasi yang lebih jelas. Kamu bisa memulai dengan mendeskripsikan rambutnya. Apa warna rambutnya, tipe rambutnya bagaimana? Keriting, lurus, bergelombang, atau suka mengembang jika tersiram air hujan? Lalu merujuk ke mata. Sipitkah? Besarkah? Apakah setajam elang ketika menatap lawan bicaranya? Kemudian bibirnya? Besar, tebal, atau tipis? Bagaimana dengan postur? Tinggi? Kurus? Gemuk? Berotot? Kamu bisa juga deskripsikan bagian tubuh mana yang paling disukai dan dibenci tokohmu.

2. PENDESKRIPSIAN BAHASA TUBUH JUGA DIPERLUKAN
Menyisipkan body language atau gesture dalam penggalian karakter adalah poin utama menurut Windy. Poin ini sangat dibutuhkan sebelum kamu mulai menulis ceritamu. Bagian ini bisa kamu gunakan untuk memperjelas apa yang sedang dilakukan sang tokoh di dalam paragrapmu. Body language di sini umumnya termasuk ekspresi wajah dan gerak-geriknya yang nanti butuh kamu munculkan berkali-kali dalam tulisanmu. Misalnya, tokohmu punya kebiasaan mengetuk-ngetukkan kukunya di meja saat gugup, memegang ujung bajunya saat sedang takut, menggerak-gerakkan kakinya saat sedang tegang, membelalakkan matanya saat dia sedang berbicara menggebu-gebu, menaikkan satu alisnya saat tidak yakin dengan apa yang dikatakan orang lain.

3. JANGAN LUPA DESKRIPSIKAN BARANG-BARANG MILIK—ATAU DI SEKITAR—TOKOHMU
Penokohan dalam sebuah cerita adalah refleksi dari manusia. Dalam penjelasannya, Windry memaparkan bahwa karakter imajiner kita juga punya barang-barang tertentu bahkan perkakas disekitar mereka. Semisal, tokohmu adalah seorang fashionista yang memiliki brand favorit, tokohmu memiliki sebuah ransel butut yang merupakan hadiah dari pacar pertamanya dan selalu dipakainya, suka memakai celana belel yang menjadi ciri khasnya, suka pakai bando telinga kucing, fanatik dengan warna merah sehingga hampir semua barangnya berwarna merah. Di dalam kamarnya memiliki kaca setinggi si tokoh, dan sebagainya.

4. PIKIRKAN JUGA DENGAN PROPERTI LAIN YANG DIMILIKI TOKOH-TOKOHMU
Definisi properti yang diartikan Windry disini meliputi rumah, kendaraan, dan sebagainya. Misalnya kamu akan mendeskripsikan dimana tokohmu tinggal. Tinggal dirumah, apartemen, kos, atau masih ikut orang tuanya. Jika sudah memiliki rumah, apakah dia mendapatkannya dengan KPR atau langsung bayar tunai saat membeli? Lalu apakah tokohmu punya kendaraan pribadi? Dia punya motor atau mobil? Apakah masih kredit atau sudah lunas? Beli sendiri atau masih dibelikan orangtua? Atau diam-diam tokohmu menyimpan banyak emas batangan sebagai tabungannya? 

5. APAKAH TOKOHMU MEMILIKI BARANG KESAYANGAN? ATAU BAHKAN HEWAN PELIHARAAN?
Sama seperti halnya tokoh dalam dunia nyata (baca: manusia), tokoh dalam imajinasimu juga harus memiliki benda kesayangan agar terkesan lebih hidup dalam cerita yang kamu buat. Benda kesayangan disini bisa berupa benda kenangan juga. Kamu juga bisa menceritakan hewan peliharaan sang tokoh juga. Atau mungkin dia masih menyimpan dengan apik buku tahunan kelulusan SMAnya yang dia museumkan di sebuah lemari karena disitu ada foto mantan pacar pertamanya, dia adalah kolektor mainan mobil-mobilan misalnya, dia memiliki sebuah kamera kesayangan karena kamera itu adalah kamera pertama yang ia miliki sejak menjadi photographer 7 tahun lalu.

6. JANGAN LUPA, PIKIRKAN HOBI PARA TOKOHMU
Windry sendiri mengaku betapa mengasyikkannya jika tokoh imajinermu memiliki hobi seperti halnya dirimu, kan? Nah, jadi kamu pun bisa memikirkan hobi apa yang cocok untuk tokohmu. Mungkin tokohmu itu movie freak, jadi dia memiliki banyak tiket-tiket bioskop di tas, saku dan pastinya di dompetnya. Mungkin tokohmu itu kutu buku yang lebih memilih lapar daripada tidak membeli buku terbaru. Dia suka memesan cappuchinno. Dia lebih memilih nasi goreng daripada mi goreng, lebih suka kopi Americano dari pada teh tawar. Lebih suka menaiki sepeda biasa daripada menaiki motor atau mobil. Pokonya hobi yang ‘dia’ banget.

7. KEPRIBADIAN TOKOHMU SEPERTI APA?
Setiap orang (baca: karakter imajinermu) memiliki kepribadian tersendiri. Kepribadian itu jiwanya tokoh. Windry menegaskan bahwa kamu wajib menetukan terlebih dahulu apakah tokohmu itu seorang introvert, ambivert, atau ekstrovert? Teledor, tidak rapi atau perfeksionis?, melankolis, plegmatis, atau sanguine? Cerewetkah? Pendiamkah? Suka mengatur atau bossykah? Penakut? Pecundang? Pemberani? Ataukah karaktermu memiliki watak licik? Jahil? Humoris? Konyol?
Penentuan kepribadian tokoh ini sama pentingnya dengan menentukan apakah karakter yang kita ciptakan berjenis kelamin lelaki atau perempuan. Karena perbedaan dan persamaan karakter dalam ceritamu adalah pemicu adanya konflik. Penentuan karakter tokoh akan berimbas pada perilaku sang tokoh, gestur yang mereka tunjukkan, tingkat emosi mereka. Windry sendiri percaya bahwa penokohanlah penentu jalan cerita.

8. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN TOKOH-TOKOHMU
Menurut Windry dalam poin kedelapannya ini, sangat diperlukan beberapa lembar untuk menuliskan latar belakang sang tokoh hingga dia menjadi ‘sekarang’ (menjadi seperti saat ini di cerita). Jangan bertele-tele dan fokus saja tentang arah hidup sang tokoh. Ini adalah salah satu gambar Windry Ramadhina demi mendapatkan gambaran mendalam tentang tokoh-tokohnya.

Itulah 8 poin penting yang selama ini digunakan Windry untuk merancang penokohan dalam novel-novelnya. Semoga bermanfaat untukmu mengenal secara mendalam tokoh imajiner dalam ceritamu.

INGIN MENGENAL DUNIA? MEMBACALAH
INGIN DIKENAL DUNIA? MENULISLAH

Sumber: http://seputarkuliah.com/8-poin-penting-dalam-menulis-dan-penggalian-karakter-ala-penulis-windry-ramadhina/

Jurusan Akuntansi

Jurusan Akuntansi? Halo. Um, saya termasuk pribadi yang cukup menyukai akuntansi. Sebenarnya saya juga masih labil apakah mau masuk jurusan akuntansi untuk kuliah nanti atau tidak, tapi saya menemukan artikel ini. Semoga bisa membantu informasi bagi siapapun yang berminat :)



APA SIH AKUNTANSI ITU?
Akuntansi adalah proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat. Laporan tersebut digunakan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lain, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.
Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”. Maksudnya gimana? Dari laporan keuangan dan catatannya, kita bisa tau kondisi dan aktifitas perusahaan. Dari laporan keuangan kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya.

NAH APA AJA SIH YANG DIPELAJARI DI JURUSAN AKUNTANSI?
Pada semester 1 dan 2 lo akan dapet mata kuliah pengantar akuntansi (principle accounting). Di pengantar akuntansi ini bakal diajarin mulai dari apa itu akuntansi, siklus akuntansi, akuntansi perusahaan dagang, jasa, dll. Jadi bakal diajarin mulai dari awal banget.
Nah kalo udah tahun kedua lo akan dapet akuntansi tingkat menengah (intermediate accounting). Disini itungannya udah mulai agak rumit, udah ketemu akar dan pangkat, dengan pemahaman yg rumit pula. Misalnya pas ngitung obligasi dan turunan-turunannya.

Tahun ketiga akan dapet akuntansi tingkat lanjutan (advance accounting). Di akuntansi tingkat lanjutan ini kamu bakal mempelajari transaksi merger dan akuisisi perusahaan.
Secara umum, itung-itungan di akuntansi ga rumit, cuman butuh pemahaman yang tinggi aja. Jadi kalo gue bilang sih, jurusan akuntansi lebih ke pemahaman dari pada ngitung. Soalnya nanti ujian maupun kerja boleh pake kalkulator, bahkan pas kerja lo bakal pake software. Selain tingkat pemahaman yang tinggi juga butuh ketelitian juga, soalnya nanti di dunia kerja lo bisa jadi bakal berhadapan pada ribuan transaksi dan angka-angka.

Selain itu, lo bakal dapet mata kuliah lain seperti ekonomi, manajemen, perpajakan dan auditing. Ekonomi dan manajemen diajarin karena memang akuntansi berhubungan dengan keuangan dan pengambilan keputusan. Perpajakan dan auditing diajarin juga di akuntansi karena nanti ilmunya bakal banyak beririsan. Pajak itu nanti ditetapkan atas laporan keuangan perusahaan. Sedangkan auditing (lap keuangan) bisa dibilang kebalikannya akuntansi, jadi dari laporan keuangan dianalisis sampai ke bukti transaksinya.



APAKAH SMA IPA BISA BAKAL BISA MENYESUAIKAN DIRI KULIAH DI AKUNTANSI?
Seperti yang telah gue jelasin di atas, di awal semester 1 semua mahasiswa bakal dapet mata kuliah akuntansi dasar, yang mana akan dijelasin akuntansi mulai dari awal banget. Kalo lo bisa mengikuti perkuliahan dari dasar tersebut dengan baik, maka harusnya sih ga akan jadi masalah. Gue saranin sih sebelum memutuskan, alangkah baiknya lo baca-baca dulu materi akuntansi SMA agar punya gambaran.

LULUSAN DAN GELAR DI JURUSAN AKUNTANSI
Lulusan S1 akuntansi disebut Sarjana Akuntansi. Untuk dapat disebut sebagai Akuntan, lulusan S1 Akuntansi harus menyelesaikan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) yang lamanya 2 semester atau 1 tahun. Setelah itu berhak mendapat Register Negara, dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan.

Gelar lulusan S1 akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.A), contoh Tasya Kamila S.A. Nah kalo udah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi, maka lo akan dapet gelar akuntan. Contoh: Tasya Kamila S.A., Ak.
________________________________________________
PROSPEK KERJA LULUSAN AKUNTANSI
Untuk dapat melamar kerja di perusahaan, lo ga mesti bergelar akuntan dulu. Setelah lulus lo udah bisa bekerja di berbagai perusahaan. Lulusan akuntansi bisa bekerja di berbagai jenis perusahaan karena di setiap perusahaan dengan skala tertentu pasti membutuhkan pengelola transaksi keuangan. Selain itu lulusan akuntansi jg banyak yang berkecimpung di kantor akuntan publik (KAP) atau membuka praktik sendiri.
Nah untuk membuka praktik sendiri, lo mesti mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik, yang mana mesti lulus pendidikan profesi akuntansi dulu.

___________________________________________________________
PERGURUAN TINGGI YANG TERDAPAT JURUSAN AKUNTANSI
Beberapa Universitas yang menyediakan jurusan akuntansi yang terakreditasi A yaitu:
• Universitas Airlangga, Surabaya
• Universitas Padjadjaran, Bandung
• Universitas Trisakti, Jakarta Barat
• Universitas Sam Ratulangi, Manado
• Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
• Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
• Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
• Universitas Andalas, Padang
Untuk menambahkan PERGURUAN TINGGI lainnya, silahkan tulis dikomentar.


Sumber: http://seputarkuliah.com/jurusan-akuntansi/

Cerita Singkat tentang Generasi Muda

Generasi muda adalah generasi yang mencari identitas diri. Identitas diri bukanlah tentang fisik, ras, warna kulit, gender, pendapat orang lain maupun sahabat tentang kamu.

Tapi tentang bagaimana Dia berpendapat tentang kamu. bukan karena kamu bisa menjadi seorang sukses, berhasil, memiliki banyak penghargaan, namun tentang bagaimana kamu memberikan itu semua atas nama Tuhan dan untuk Tuhan.



Dia memberikan berbagai macam talentanya yang berbeda untuk kamu. Kamu tidak perlu berbuat ini, berbuat itu untuk sekedar menerima pendapat orang lain kalau "lo keren", "lo hebat". bukan karena kamu membolos kelas, melanggar aturan sehingga kamu dibilang keren. Kamu memang sebenarnya sudah keren dari lahir, karena kamu diberikan talenta oleh-Nya dan diciptakan segambar dan serupa denganNya.

So, carilah identitas dirimu yang apa adanya untuk berserah kepada-Nya, kembangkan talentamu dan jangan melakukan hal tak perlu hanya untuk dibilang keren. "jangan mudah puas atas keberhasilanmu", "selalu berserah dan bukan terserah kepada-Nya"

- bacaan ini juga merupakan topik dari acara TV: Generasi Zeru di RTV -

Rabu, 23 Maret 2016

Catatan Harian Rie 1



Catatan Harian Rie

Maret, 2016
Ini catatan penting nggak penting buat kamu, jadi terserah mau membacanya atau tidak. Tapi dimohon jangan memberikan komentar yang membuat saya semakin terpuruk. Terima kasih.
Hm…, mulai dari mana ya?
Kadang, gue bertanya-tanya, apakah orang-orang yang gue kenal memang benar-benar baik? Benar-benar menyukai gue? Atau justru munafik didepan gue, membenci gue dan selalu menjelekkan gue dibelakang?
Sejujurnya gue merasa kepribadian gue bukanlah pribadi yang mudah disukai orang. Justru sebaliknya, sangat mudah dibenci orang.
Jujur, gue sedih.
Belakangan ini sangat sedih karena hampir tidak ada seorang pun yang mengerti gue.
Bagaimana mau mengerti? Mereka selalu menjelekkan gue, menjudge, menganggap gue buruk sebelum memahami apa yang gue rasakan. Yang gue alami. Gue merasa jahat… tapi gue juga merasa mereka jahat. Rumit.
Sebenarnya, gue sudah merasa jika gue mulai diasingkan kembali di kelas. Tapi gue pikir itu baik-baik saja karena gue memiliki teman – teman dekat. Everything’s gonna be okay, like my life in junior high school. Iya, sejak dulu sedikit orang yang bisa mengerti gue apa adanya. Jikalau ada, gue menganggapnya the one and only, satu – satunya yang tidak bisa tergantikan. Gue selalu bisa menjadi diri gue sendiri dihadapannya, dan gue berharap dia juga bisa tampil apa adanya dihadapan gue. Itu adalah pertemanan, sebuah persahabatan yang gue impikan sejak lama. Gue nggak ingin jika gue berteman baik hanya untuk dimanfaatkan, dan gue sangat membencinya.

Then, the problem comes.
Gue tau rasanya sakit hati, dan tidak ada yang peduli dengan gue, justru menyalahkan gue. Hmm. Sulit, bukan? Sebetulnya masalahnya simpel… ah tidak, rumit. Gue iri dengan kesempatan orang lain untuk magang – tepatnya teman dekat gue sendiri-, yang mulanya ditujukan pada gue. Berhubung dia memang tidak sengaja melakukannya, dan bukan salahnya sepenuhnya, gue memaafkan. Gue pikir, tidak ada untungnya bagi gue juga, kan?
Tapi, yang namanya perasaan memang tidak dapat dicegah. Ketika ia mulai sengaja tidak sengaja menceritakan tentang pengalaman atas magangnya itu diberbagai media, gue mulai kesel lagi. Why? Why not me? And why she always talking about? Dan apakah ia tidak tahu, bila gue merasa sedih dan tidak suka karena masalah ini, sehingga gue juga merasa tidak dihargai sama sekali?
Gue benar – benar terpuruk saat itu, serius. Itu adalah masa – masa dimana gue selalu menyalahkan diri gue sendiri… gue selalu menanggap diri gue lemah. Gak bisa apa – apa. Nggak mampu. Down. Tapi tidak ada yang peduli. Tidak ada yang mengerti mengapa gue bisa down, marah, sensitif. Batin gue berkata seolah gue nyesel tidak berada disana. Apakah salah gue, mengapa bukan gue? Itu adalah pertanyaan yang selalu menghantui gue kala itu.
Sekilas, dari pandangan orang luar yang nggak tau apa – apa, gue lah yang salah. Jelas kesempatan itu diraih bukan karenanya, tapi karena guru sendiri. Gue terkesan childish ya? Menyalahkan orang yang tak patut salah. Gue mau bersikap dewasa sebenarnya dengan menerima – tapi itu sulit loh. Sulit sekali, apalagi itu tentang teman terdekat lo sendiri. Seolah kesempatan yang harusnya untuk elo tetapi tidak elo terima.
Jadi, tetap tidak ada yang mau menganggap gue. Mendukung gue. Semua mengatakan secara kasat mata jika gue salah. That’s hurt. Ketika gue menangis, hampir tidak ada yang menghibur. Mereka hanya bertanya karena kepo dan bukan peduli, dan akhirnya memutuskan jika gue yang salah. Sekarang, gue nyesel menjawab pertanyaan – pertanyaan mereka yang jelas – jelas tidak mengenal siapakah gue.
Tapi akhirnya, pelan – pelan gue mau berusaha. Berusaha untuk menerima bukan melupakan, pelan – pelan tidak terlalu mengutuk diri sendiri. Teman – teman dekat gue yang lain, terutama teman semasa SMP, mendukung gue… karena paham gue seperti apa. Mama gue juga begitu, ia memberikan gue saran untuk tetap sabar. Mereka memberikan semangat, meyakini  gue kalau selalu masih ada yang lebih baik kedepannya. [ mata gue  berkaca – kaca loh pas ngetik paragraf ini, serius. (“: ]

And then? The problem is end, right? No, of chourse not. My self problem still continued.
Sekitar satu minggu sebelum giliran gue untuk magang, gue hampir menjadi peserta kompetisi akuntansi. Iya, akuntansi. Mata pelajaran yang sebenarnya gue sangat suka dari SMP dan gue memang menargetkan memiliki prestasi atau setidaknya pengalaman didalamnya. Gue hampir membatalkan giliran gue magang.
Pengalaman berkompetisi, atau magang?
Berhubung gue adalah seorang anak SMK, dan magang adalah salah satu syarat untuk ujian nasional, tentu pilihan magang lebih berat, kompetisi lebih ringan untuk dilepaskan. Ketika gue cerita kepada guru agama gue (karena guru BP kebetulan belum ada), beliau juga bilang hal yang sama. Ia bilang, suatu saat pasti ada kesempatan untuk gue berkompetisi lagi, walau bukan sekarang. Gue yakin, gue berusaha untuk percaya itu. Gue bercerita sambil menangis (lagi) kepadanya. Gue bilang, mam, saya takut bila kejadian itu terjadi lagi. Kejadian dimana harusnya kesempatan saya malah diambil oleh teman dekat saya sendiri. Apalagi teman dekat gue itu bisa dikatakan memiliki kepintaran ralat, kemampuan akuntansi yang hampir sama dengan gue.
Tapi beliau terus meyakinkan gue. Meyakinkan kalau semua hal selalu memiliki waktu yang tepat. Dengan keyakinan itu, gue mengiyakan ucapannya. Gue memutuskan untuk memilih magang, dengan sembilan puluh persen ikhlas.
Well, bisa dikatakan pengalaman magang gue cukup bagus. Kenapa ya… banyak hal menarik, unik, dan gue senang bisa disayangi salah satu karyawan disana, padahal biasanya karyawan itu cenderung cuek dengan anak magang. Mungkin karena gue dan dia memiliki beberapa kesamaan. Oke, lupakan.
Dan, ketika gue kembali bersekolah, batin gue mulai bermasalah lagi.
Apa yang gue takutkan, apa yang gue khawatirkan benar - benar terjadi. Lagi-lagi dia.
Dia yang diikutsertakan dalam kompetisi. Lagi, dan lagi.
Gue akui, gue iri banget. Banget. BANGET.
Sejak masih berada di kelas satu, gue sangat menginginkan kompetisi – entah mengapa. Mungkin karena gue pribadi yang suka bersaing dan selalu menargetkan hal yang tinggi. Gue ingin ada bukti bahwa gue memang pantas berada di kelas akuntansi. Gue tidak mau hanya sekedar nilai bagus di rapor, atau pengakuan dari teman – teman SMP dan keluarga yang mengatakan kalau gue bisa akuntansi. Apa lagi gue sudah belajar akuntansi sejak lama, sudah hampir lima tahun. Masa bertahun – tahun tidak ada hasil sama sekali? Gue takut kalau gue tidak cocok untuk terus fokus pada bidang akuntansi. Gue takut, gue berada dijalan yang salah. Aneh, ya?
Iri banget… tentang dia yang sepertinya hampir selalu mendapatkan apa yang gue harap. Kadang gue juga merasa kalau ini semua nggak adil.
Tapi sekali lagi, dia nggak salah. Dia nggak salah, dan semua orang menganggap gue salah. Siapa peduli akan apa yang gue rasakan, siapa mengerti tentang harapan gue, siapa yang mau mengerti diri gue yang seperti ini? Perlahan, gue seperti kembali ke masa lalu. Ketika gue dianggap sebagai kasat mata dan hanya sedikit orang yang peduli. Gue terima diperlakukan sebagai orang tidak kasat mata, tapi gue tidak ingin memiliki masalah diri sendiri dengan teman dekat gue sendiri.
Seperti yang gue bilang diatas, bagi gue teman adalah the one and only. Tidak mudah bagi gue untuk berbaur dengan orang lain yang jelas – jelas tidak mau menerima gue, atau gue yang memang enggan membuka diri gue. Gue orang yang tidak mau peduli, terlalu mementingkan diri sendiri, egois, mudah iri hati, tapi dibalik itu gue sangat peduli tentang teman dekat – alias sahabat – yang mungkin dianggap sebelah mata bagi beberapa orang.
Gue tidak ingin kehilangan teman dekat gue – dia. Sungguh. Tapi gue sangat takut rasa itu akan muncul kembali. Silahkan bilang gue buruk. Jahat. Kenyataannya memang seperti itu, ya? Pantas tidak ada yang mau menerima gue, hanya beberapa orang.
Mudah sih… semua yang menjadi tempat curhat gue berpendapat yang sama. Jangan iri. Simpel. Mengikhlaskan. Nanti bisa berujung dendam.
Tapi itu tidak mudah. Walau gue sudah menanamkan hal itu pada pikiran gue, tetap saja hati gue sering berkata sebaliknya.
Gue tidak takut dendam, yang gue takutkan adalah diri gue sendiri. Gue takut jika gue iri, gue akan down. Gue sering begitu. Ketika gue iri, gue selalu merasa tidak mampu dan akhirnya menyalahkan diri gue sendiri. Itu yang terjadi ketika dia mendapatkan kesempatan magang duluan tempo lalu.
Gue akan menyesal. Takut dan khawatir yang tidak perlu dengan diri gue. Lalu, ketika yang gue khawatirkan terjadi, rasa takut gue datang, yang bisa gue lakukan hanya menangis. Mengurung diri di kamar. Gue merasa kesepian. Gue merasa tersesat. Gue merasa kalau gue hanya sendiri.

Tolong.
Gue nggak ingin perasaan yang muncul tanpa bisa dikendalikan ini membuat orang – orang sekitar gue enggan mau bersama gue, dan selalu menganggap gue manusia yang salah dan penuh dosa. Gue butuh orang yang menerima gue yang seperti ini, meningatkan gue jika masih ada harapan lain yang mungkin tertunda, memercayai adanya keajaiban suatu saat nanti, dan disuatu hari masih ada yang terbaik untuk gue. [ tuh kan… gue menangis lagi… ]
Maaf. Maaf. Maaf.
Jika gue tidak bisa menahan dan menghapus pribadi jelek gue ini. Jika gue tidak mau membaur duluan dengan orang lain karena gue takut hanya ada orang yang bersikap baik didepan tapi membicarakan hal buruk gue dibelakang. Jika gue mudah iri hati karena gue selalu mengharapkan hal yang banyak dan tinggi. Jika gue egois karena selalu mengkhawatirkan diri gue sendiri.

Hanya ada satu cara yang tersisa.
Ketika gue merasa sendirian dan tersesat seperti ini, hampir setiap saat gue mengingat Tuhan (loh biasanya gimana? Biasanya gue hanya mengingat-Nya ketika sedang beristirahat saja, - re: menjelang tidur - nggak hampir tiap saat). Gue percaya mungkin ini adalah salah satu takdir yang dibuat oleh-Nya, dan seperti karakter Tara yang gue bentuk dalam novel, gue seharusnya bisa bertahan. Pasrah. Berjuang. Walaupun hal itu mungkin hal yang paling sulit bagi gue saat ini.
Bertahan.
Semoga gue mampu. Gue pasti bisa, kan?
Gue ingin berjuang seperti-Nya. Bertahan seperti-Nya. Meminta maaf lebih dulu agar hati ini tenang.
Selamat hari paskah. Semoga setiap masalah yang kita hadapi, semua memiliki titik terang. Terutama tentang masalah dirimu sendiri.

Regards,
-Himawari Natalia-

Sabtu, 27 Februari 2016

Life After You - Daughtry (Lirik Lagu dan Terjemahan)



Ten miles from town and I just broke down
Sepuluh mil dari kota dan mobilku mogok
Spittin’ out smoke on the side of road
Memuntahkan asap hitam ke tepi jalan
I’m out here alone just tryin’ to get home
Aku disini seorang diri, mencoba untuk pulang
To tell you I was wrong but you already know
Untuk memberitahumu bahwa dulu aku salah tapi kau pasti sudah tahu

Believe me I won’t stop at nothin’
Percayalah padaku, meski apapun yang terjadi aku takkan berhenti
To see you so I’ve started runnin’
Untuk bertemu denganmu, karena itu aku mulai berlari

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

Last time we talked, the night that I walked
Terakhir kita bicara, adalah malam ketika aku berjalan pergi
Burns like an iron in the black of my mind
Membakar seperti setrika di punggungku
I must’ve been high to say you and I
Aku pasti sedang mabuk saat berkata kau dan aku
Weren’t meant to be and just wastin’ my time
Tak ditakdirkan bersama dan hanya buang-buang waktuku

Oh, why did I ever doubt you?
Oh, mengapa dulu aku meragukanmu?
You know I would die here without you
Kamu tahu aku akan mati disini tanpamu

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

You and I, right or wrong, there’s no other one
Kau dan aku, benar atau salah, tak ada yang lain
After this time I spent alone
Setelah semua ini akan kulewati sendiri
It’s hard to believe that a man with sight could be so blind
Sulit dipercaya seorang pria yang bisa melihat juga bisa begitu buta
Ten miles from town and I just broke down
Sepuluh mil dari kota dan mobilku mogok
Spittin’ out smoke on the side of road
Memuntahkan asap hitam ke tepi jalan
I’m out here alone just tryin’ to get home
Aku disini seorang diri, mencoba untuk pulang
To tell you I was wrong but you already know
Untuk memberitahumu bahwa dulu aku salah tapi kau pasti sudah tahu

Believe me I won’t stop at nothin’
Percayalah padaku, meski apapun yang terjadi aku takkan berhenti
To see you so I’ve started runnin’
Untuk bertemu denganmu, karena itu aku mulai berlari

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

Last time we talked, the night that I walked
Terakhir kita bicara, adalah malam ketika aku berjalan pergi
Burns like an iron in the black of my mind
Membakar seperti setrika di punggungku
I must’ve been high to say you and I
Aku pasti sedang mabuk saat berkata kau dan aku
Weren’t meant to be and just wastin’ my time
Tak ditakdirkan bersama dan hanya buang-buang waktuku

Oh, why did I ever doubt you?
Oh, mengapa dulu aku meragukanmu?
You know I would die here without you
Kamu tahu aku akan mati disini tanpamu

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

You and I, right or wrong, there’s no other one
Kau dan aku, benar atau salah, tak ada yang lain
After this time I spent alone
Setelah semua ini akan kulewati sendiri
It’s hard to believe that a man with sight could be so blind
Sulit dipercaya seorang pria yang bisa melihat juga bisa begitu buta
Thinkin’ ‘bout the better times, must’ve been outta my mind
Berpikir saat-saat yang lebih baik, pastilah aku sudah tidak waras
So I’m runnin’ back to tell you
Maka aku berlari kembali untuk memberitahumu

All that I’m after is a life full of laughter
Yang kucari hanyalah hidup yang penuh canda tawa
Without you God knows what I’d do, yeah
Tanpamu Tuhan tahu apa yang akan kulakukan

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

Know there’s no life after you(7x)
Kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimuThinkin’ ‘bout the better times, must’ve been outta my mind
Berpikir saat-saat yang lebih baik, pastilah aku sudah tidak waras
So I’m runnin’ back to tell you
Maka aku berlari kembali untuk memberitahumu

All that I’m after is a life full of laughter
Yang kucari hanyalah hidup yang penuh canda tawa
Without you God knows what I’d do, yeah
Tanpamu Tuhan tahu apa yang akan kulakukan

Chrous
All that I’m after is a life full of laughter
Semua yang kucari adalah hidup yang penuh canda tawa
As long as I’m laughing with you
Selama aku tertawa bersamamu
I’m thinkin’ that all that still matters is love ever after
Kupikir dari semua hal yang penting adalah cinta selama-lamanya
After the life we’ve been through
Setelah semua yang kita alami
‘Cause I know there’s no life after you
Karena kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu

Know there’s no life after you(7x)

Kutahu tak ada hidup setelah berpisah darimu